Jumat, 10 Desember 2010

asmara cinta seorang hamba

...
Kini ku tak ingin jauh dari mu
Kau dan aku satu
Terikat dalam kisah cinta
Sepertinya dunia hanya milik kita berdua
....
-mely goeslaw-

kalau sudah dirundung asmara, dunia pun seakan menjadi milik dua insan saja. dahsyat. bagaimana mungkin, dunia yang amat indah ini dirasakan hanya milik dua insan saja. tapi begitulah asmara cinta beraksinya. memabukan jiwa siapa saja yang telah menjamahnya. membawa angan melayang hingga ke titik zenit semesta alam. dan bila ada keindahannya masih mungkin dapat terbayangkan. keindahannya tidak sekedar terasa memiliki dunia ini. 
anda tahu?,
ini juga kata-kata terakhir yang diucapkan juliet sebelum meninggalnya "apalah gunanya hidup tanpa romeo di sisiku, bukankah dunia ini milik kita?" seketika juliet pun mengakhiri hidupnya dipelukan romeo. tragis memang. namun asmara cinta rupanya telah mengalir sangat deras berpacu dengan aliran darah di dalam tubuhnya. mengalahkan detak nadi sekalipun. dunia pun ia rasakan tak berarti, hampa dan tak mengapa ia tinggalkan bila tanpa pemiliknya.
bayangkan, bagaimana jika asmara cinta itu telah melanda antara seorang hamba dengan Tuhannya. akan seperti apa lagi dunia ini dirasakan? sedangkan Tuhananya pemilik dunia sebenarnya. tidak ada gairah yang lain selain ingin bersamaNya. hanya ingin di dkatNya, Hanya ingin mengingatNya, hanya ingin diperhatikanNya. hanya ingin kasih sayangNya.
Ini asmara cinta tingkat tinggi, terbukti telah diakui derajatnya oleh hujjatul islam Imam algazali dan beliau berkata “Setelah Mahabbatullah, tidak ada lagi maqam, kecuali hanya merupakan buah dari padanya serta mengikuti darinya, seperti rindu (syauq), intim (uns), dan kepuasan hati (ridla)”.
Asmara cinta seorang hamba akan membawanya merasakan kenikmatan yang ia sendiri tak sanggup untuk melukiskannya dengan cara dan sesuatu apapun.
Ya, ilahi. Malam telah berlalu, dan siang menjelang datang. Aduhai, seandainya malam tidak pernah berakhir, alangkah bahagianya hatiku sebab aku dapat selalu bermesra-mesra denganMu. ilahi, demi kemuliaanMu, walaupun Kau tolak aku mengetuk pintu-Mu, aku akan senantiasa menanti di depan pintu karena cintaku telah terikat denganMu”. Hanya sekejap waktu malam berlalu, namun jiwanya kembali dirundung rindu untuk senantiasa bersamaNya berdua. Ini bukan kata-kata syair atau puisi kosong bolaka. Melainkan ungkapan jiwa yang sedang dilanda kerinduan yang dahsyat kepada Tuhannya. dia lah Rabi’ah al adawiyah. Seorang hamba yang telah dimabuk kepayang oleh asmara cinta terhadap Tuhannya. asmara cinta terhadap Tuhannya telah membuatnya terbang meninggalkan dunia dan mendekatiNya secara pribadi. Rabiah melantunkan gemuruh rindu dalam dadanya “dengan cinta rindu, kusibukan diriku dengan mengingat-ingatMu selalu, dan bukan selainmu”.
Suatu ketika, setiap kali sang murid bertanya atau menegur sang guru yang telah ia ikuti selama puluhan tahun. Sang guru selalu akan bertanya kepadanya “wahai anakku, siapakah namamu? Kemudian sang murid bertanya “wahai guru, apakah engkau memperolok-olokkanku. Telah 20 tahun aku mengabdi kepadamu, tetapi, setiap hari engkau menanyakan namaku”. Kemudian sang guru menjawab“Anakku, aku tidak memperolok-olokkanmu. Tetapi namaNya telah memenuhi hatiku dan telah menyisihkan nama-nama yang lain. Setiap kali aku mendengar sebuah nama yang lain, segeralah nama itu terlupakan olehku”.  Dikisahkan tentang seseorang yang telah terjerat asmara terhadap tuhannya, dia lah abu yazid al busthami.
Dan jalan pertama yang dilalui untuk mencapai kenikmatan asmara cinta terhadap Tuhan, kenalilah Ia dengan keagungan namaNya.  

 “Ya Tuhan, sibukkanlah hati ini dengan hanya menyebut-Mu, jangan Engkau biarkan mereka menarikku dari-Mu.” al 'adawiyah  


a.bakrs
islamic mission city Cairo

0 komentar:

Posting Komentar